grief, perasaan yang biasanya timbul dari dalam diri seseorang karena adanya perpisahan untuk sementara atau selamanya dengan orang yang dicintai.
pada hakekatnya, ada rasa kehilangan, individu memandang dunia serba kelabu dan tidak bernuansa
rasa duka pada anak (menurut penelitian yang dilakukan Roberton dan Bowlby) :
1. tahap protes : anak menangis sejadi-jadinya menolak pengganti ibu. mereka mulai mengeluh dan menunjukkan tantrum.
2. tahap putus asa : anak menangis diam-diam dan menunjukkan rasa sedih dan gejala-gejala depresif.
3. tahap mandiri : anak mulai tidak peduli, acuh tak acuh terhadap ibunya.
4. tahap reorganisasi : (hanya pada orang dewasa) bangkit dan menghadapi hidup yang baru.
bagi anak-anak fase 3 adalah fase yang paling berbahaya karena :
- hambatan yang permanent dalam afeksi sehingga jika kedepannya menjalin hubugan dengan orang lain tidak pernah bisa bersifat mendalam.
- selalu menarik diri dan depresif
fase ini juga dihadapi oleh anak yang ketakutan akan ditinggal ibunya setiap saat.
rasa duka pada remaja dan orang dewasa pada umumnya sama seperti diatas, perbedaan rasa duka normal dan neurotis adalah :
1. riwayat kelainan emosional yang panjang.
2. adanya rasa bersalah karena selama orang yang pergi itu hidup, ia memendam rasa marah.
akibatnya :
1. orang mulai merasa sangat tidak berharga
2. berpikir untuk melakukan bunh diri.
rasa sedih yang normal berlangsung sebagai berikut :
1. perasaaan shock
2. mulai mempelajari perpisahan itu, merasa tidak percaya, menangis dan marah sebagai bentuk protes. berakhir dengan pemakaman yang akan membuat orang tersebut menangis.
3. menjadi depresif dan apatis, mengalami insomnia, tidak nafsu makan, menolak bahwa orang tersebut sudah tidak ada lagi.
4. rehabilitasi, mulai bisa beraktivitas walau terkadang rasa sedih itu muncul.
rasa duka yang normal dan abnormal memnag susah dibedakan, tapi dalam duka yang abnormal terdapat kemarahan yang latent terhadap orang yang meninggal, perasaan bersalah pada orang yang meninggal yang kemudia menimbulkan mekanisme pertahanan diri, yaitu denial.
reaksi terhadap rasa duka menurut psikoanalisa :
1. Sexual Promiscuity, yaitu melakukan hubungan sex dengan banyak orang
2. menarik diri dan menjadi apatis.
menurut psikoanalisa seseorang bisa mengatasi rasa sedihnya, yang penting ialah orang tidak mencoba melupakannyatapi justru membiarkan semua kesedihan iu larut dalam waktu dan hilang dengan sendirinya.
0 comments:
Post a Comment