Tingkah laku seksual yang merupakan psychological
disorder:
1. Menyebabkan kerugian
pada orang lain
2. Menyebabkan distress
atau impairement yang berulang/menetap pada fungsi-fungsi dalam area
penting pada individu.
I.
PARAPHILIAS
Individu yang memiliki simptom
berulang/menetap berupa adanya fantasi, dan dorongan seksual atau tingkah laku
yang melibatkan:
1. Objek
bukan manusia
2. Anak
atau orang lain yang tidak dikenal
3. Menyebabkan
penderitaan atau memalukan diri orang lain
1.1 Pedophilia
Kriteria
Diagnostik :
a. Selama
minimal 6 bulan menunjukkan simptom berulang/menetap berupa adanya fantasi,
dorongan,perilaku seksual yang melibatkan anak-anak ataupun usia pra-puber
(biasanya usia 13 tahun atau lebih muda)
b. Fantasi/,
dorongan ataupun perilaku seksualnya itu menyebabkan stress ataupun impairment
c. Pelakunya
berusia minimal 16 tahun, atau setidaknya 5 tahun lebih tua dari korban
d. Tingkah
laku pedophilic dikarakteristikan oleh ketertarikan seksual pada wanita,
laki-laki, atau keduanya.
e. Tidak
selalu terbatas pada saudara
f. Tidak
selalu secara eksklusif terbatas pada ketertarikan seksual terhadap anak-anak
Beberapa pedophilic
yang tidak mengeluarkan impulsnya, memiliki fantasi yang mengganggu dan
memiliki kecenderungan untuk menyiksa anak-anak
Pedophilic yang
mengeluarkan impulsnya biasanya melakukan tindakan: menelanjangi anak,
menyentuh alat genital, meminta anak melakukan aktivitas sex oral, melakukan intercourse
vaginal atau anal
1.1 Exhibitionism
Kriteria Diagnostik :
a.
Selama minimal 6 bulan menunjukkan
simptom yang berulang/ menetap berupa adanya fantasi, dorongan ataupun perilaku
seksual berupa memperlihatkan organ genitalnya kepada orang asing/ tidak
dikenal
b.
Fantasi/dorongan ataupun perilaku
seksualnya itu menyebabkan stress ataupun kesulitan dalam relasi interpersonal
Exhibitionist pada kenyataannya
tidak mengharapkan reaksi seksual dari orang lain tetapi mencari perasaan
“shock” atau ketakutan dari orang lain yang melihatnya
Beberapa exhibitionist
memiliki fantasi bahwa orang yang melihatnya akan menjadi tergugah secara
sexual
Bedakan
antara exhibitionist dengan “exhibit behavior” (kondisi neurologis dimana
individu memiliki kelemahan dalam kapasitas inhibitory) atau dengan
tingkah laku pelanggaran sosial (spt. Orang yang telanjang di pantai atau
penari telanjang
1.2 Fetishism
Kriteria Diagnostik :
a.
Selama minimal 6 bulan menunjukkan
simptom berulang/menetap berupa adanya fantasi, dorongan,perilaku seksual yang
melibatkan objek/benda mati (contohnya: pakaian dalam wanita)
b.
Fantasi/ dorongan ataupun perilaku
seksual itu menyebabkan stress ataupun kesulitan dalam relasi interpersonal
c.
Objek yang digunakan tidak terbatas pada
atribut/pakaian wanita seperti yang terjadi pada Transvest Fetishism, atau
objek yang digunakan tdk didisain khusus untuk menstimulasi area genital
(contoh: vibrator)
Objek yang biasa
digunakan spt, baju, pakaian dalam, stocking, sepatu/boots; dapat juga karet,
objek yang berbahan kulit, popok, pin, bahkan potongan anggota badan
PARTIALISM, salah satu
macam fetishism; orang dengan partialism tertarik pada bagian yang spesifik
pada tubuh, seperti kaki
Fetishist menjadi
terangsang apabila menggunakan objek tersebut, menciuminya, menyentuhnya, atau
melihat orang lain menggunakannya.
1.3 Frotteurism
Kriteria diagnostik :
a.
Selama minimal 6 bulan menunjukkan
simptom berulang/menetap berupa adanya fantasi, dorongan,perilaku seksual yang
berupa penyentuhan atau perabaan pada orang lain
b.
Fantasi/, dorongan ataupun perilaku
seksualnya itu menyebabkan stress ataupun kesulitan dalam relasi interpersonal
l Frotteur
biasanya mencari tempat yang ramai, seperti halte bis, dimana mereka dapat
memilih korban yang akan mereka raba sampai mencapai ejakulasi
l Ketika
sedang meraba orang lain frotteur berfantasi bahwa mereka terlibat dalam
hubungan yang dekat dan intim
l Untuk
menghindari penyergapan, dia bertindak cepat dan bersiap melarikan diri sebelum
korban menyadari apa yang sebenarnya terjadi
1.4 Sexual
Masochism and Sexual Sadism
Kriteria Diagnostik, Sexual
Masochism :
a.
Selama lebih dari 6 bulan memunculkan
simptom berulang/menetap berupa adanya fantasi, dorongan,perilaku seksual
(nyata ataupun tidak), berupa penerimaan penghinaan, perlakuan kasar, pukulan
ataupun tindakan lain yang menyebabkan penderitaan
b.
fantasi/, dorongan ataupun perilaku
seksual itu menyebabkan stress ataupun kesulitan area sosial, pekerjaan atau
lainnya.
Kriteria
Diagnostik, Sexual Sadism :
a.
Selama lebih dari 6 bulan memunculkan
simptom berulang/menetap berupa adanya fantasi, dorongan,perilaku seksual
(nyata ataupun tidak), yang diakibatkan adanya penderitaan psikologis ataupun
fisiologis yang dialami oleh korbannya
b.
Fantasi/, dorongan ataupun perilaku
seksualnya itu menyebabkan stress ataupun kesulitan area sosial, pekerjaan atau
lainnya.
SADOMASOCHIST : Individu
yang menampilkan kesenangan seksual dari keduanya, menciptakan dan menerima
rasa sakit. Orang dengan gangguan ini memainkan peran sadistic dan masochistic
1.5 Transvestic
Fetishism
Kriteria Diagnostik :
a.
Pria selama lebih dari 6 bulan
memunculkan simptom berulang/menetap berupa adanya fantasi, dorongan, perilaku
seksual yang disebabkan pemakaian atribut/pakaian seperti wanita
b.
Fantasi/, dorongan ataupun perilaku
seksual itu menyebabkan stress ataupun kesulitan area sosial, pekerjaan atau
lainnya.
Ditemukan hanya pada
pria
Bisa menggunakan salah
satu pakaian wanita (cross-dressing), spt pakaian dlm, atau memakai
keseluruhannya termasuk menggunakan dada buatan, make-up, wigs, sepatu,
dan aksesoris lainnya.
Fenomena yg berhubungan
dg transvestic Fetishism adalah autogynephilia, laki-laki yg memiliki
kegairahan seksual dari pikiran atau image dirinya yg memiliki anatomi wanita
atau mengalami fungsi-fungsi biologis wanita, spt menstruasi, melahirkan dan
menyusui.
1.6 Voyeurism
Kriteria Diagnostik:
a.
Selama lebih dari 6 bulan memunculkan
simptom berulang/menetap berupa adanya fantasi, dorongan perilaku seksual yang
disebabkan adanya pengamatan terhadap orang lain yang sedang telanjang,
berhubungan sex, pada saat korbannya tidak menyadarinya (ngintip)
b.
Fantasi /, dorongan ataupun perilaku
seksual itu menyebabkan stress ataupun kesulitan area sosial, pekerjaan atau
lainnya.
0 comments:
Post a Comment