RSS

indah pada waktunya

tadi baru denger cerita, temen adek aku 2 orang kena penyakit ginjal. yang satu sebut saja A dan yang lainnya sebut saja B. 

A dan B sama-sama terkena penyakit ginjal. A orang menengah keatas, sedangkan B, bisa dibilang kekurangan, B, 3 orang bersaudara, adeknya meninggal di usia 6 tahun karena sakit. 

sekarang mungkin giliran dia untuk pergi? mungkin... dokter mengatakan umur B tinggal beberapa bulan lagi. 
orang tua B tidak cukup mampu untuk membiayai cuci darah B yang dilakukan setidaknya 2kali seminggu. sang ibu menangis di hadapan B dan wali kelas B. 

"Tuhan itu jahat sama say bu, dia sudah mengambil salah satu anak saya! apakah dia mau mengambil anak saya lagi?" katanya dalam isak tangis.

"mungkin Tuhan punya jalan lain dan rencana lain buat ibu" balas wali kelas B. 

"rencana apa? saya sudah lelah" 

semua terdiam, tidak ada yang berani membalas omongan ini, tidak seorangpun dalam ruangan itu pernah tau bagaimana rasanya kehilangan seorang anak da sekarang harus bersiap-siap untuk merelakan sang putra untuk kembali... 

B hanya terdiam. katanya..
"saya tidak bisa tidur pada malam hari, nafas terasa sesak, saya capek bahkan saat saya tidak melakukan apapun." 

sekolah memindahkan kelas B ke lantai bawah, dekat gerbang, dekat sekali dengan gerbang, agar A dan B tidak perlu bersusah payah untuk mencapai ruang kelas mereka yang sebenarnya berada di lantai 2. A dan B dalam status cuti sekarang. 

tidak adil..tidak adil bagi saya. kenapa Tuhan jahat pada saya? -Ibu B.


mungkin Tuhan memang punya rencana lain. waktu mendengar cerita ini juga saya merasa bahwa Tuhan tidak adil. tidakkah cukup untuk Dia mengambil seorang anak dari keluarga dan sekarang ingin memanggil sang kaka lagi?
tidakkah cukup bagi Dia untuk membiarkan kesusahan keluarga ini bertambah dengan biaya cuci darah? 

susah, bahkan bagi saya untuk mengatakan bahwa ini adil. kata-kata rencana lain pun mungkin hanya menjadi wishful thinking. saat A, setidaknya masih dapat melakukan cuci darah tanpa harus dipenuhi pikiran tentang biaya, B harus bersusah payah untuk tetap hidup. 

Mungkin Tuhan memang punya rencana lain, saat dipikirkan lagi, tidakkah Ayub juga mengalami persoalan yang sama? bahkan masalah yang lebih berat. tapi dia tetap berpegan teguh dan tidak menyalahkan Tuhan. 
apa yang B dan keluarganya jalani sekarang mungkin ujian, tidak selamanya air mata akan mengalir dari pipimu. 

sakit..katanya
capek...dia melanjutkan. 
dia menangis, tidak, dia tidak tersenyum. tapi dia tidak cemberut. terbersit harapan kosong dari matanya mengatakan, "aku ingin tinggal, Tuhan.". 

0 comments:

Post a Comment