tidak ada seorang pun didunia ini yang tentu mengingikan untuk mempunyai kakak atau adik yang mengalami gangguan pada diri mereka. banyak gannguan yang kemudian berkembang serta angkanya mengalami kenaikan setiap tahunnya, autisme dan down syndrome adalah satu dari banyak gangguan yang angkanya mengalami peningkatan tahun ke tahun.
banyak hal tentu berubah dalam kehidupan seseorang jika, salah satu anggota keluarga mereka mengalami gangguan, hal ini kadang menimbulkan rasa marah, malu cemburu pada saudara dari anak-anak berkebutuhan khusus ini. bagaimana mereka menerima apa yang mereka punya, bagaimana mereka bersyukur akan apa yang telah diberikan pada mereka kemudian akan membentuk perilaku yang mereka tampilkan dalam berinteraksi dengan saudara mereka yang berkebutuhan khusus.
satu hal yang kemudian harus kita lihat dari memiliki saudara berkebutuhan khusus adalah bahwa mereka berbeda, dan terkadang karena mereka berbeda, mereka membutuhkan perhatian yang khusus dan lebih. banyak hal kemudian berubah dalam kehidupan seorang kak atau adik ketika kakak atau adik mereka mengalami gangguan. toleransi, satu hal yang sangat penting dalam melihat hubungan antar saudara dengan disabilitas. selain toleransi, ada hal lain yaitu penerimaan. dengan menerima maka seseorang akan bisa untuk mencintai tanpa syarat atau yang biasa kita sebut Unconditional Positive Regard ( Rogers, 1951)
kepedulian, menghargai, memberi nilai dan menyukai adalah elemen alami dari respect (hormat) (Patterson, 1985) tidak menilai dan tidak mengkritik kehadiran mereka. tidakkah memberi mereka hal positif akan sangat penting? mereka juga tidak meminta untuk dilahirkan dengan disabilitas.
banyak anak dari mereka yang mempunyai saudara dengan ASD ( autism spectrum disorders) mengalami keburukan di beberapa bidang. anak-anak ini biasanya dipaksa untuk tumbuh dewasa lebih cepat, hidup mereka gila karena berurusan dengan saudara mereka yang ASD, kadang tidak bisa tidur, cinta orang tua yang terbagi, waktu masa kecil yang berbeda dengan anak-anak lain. jealous dan envy biasanya hinggap dalam diri mereka.
anak anak ini membenci saudara mereka untuk mengambil apa yang seharusnya ada buat mereka, tapi di lain sisi mereka belajar untuk mandiri, untuk lebih peduli, tugas mereka sebagai anak tertua terus berlanjut, seperti terus merawat adik mereka yang disabilitas, dan yang terpenting mereka belajar mencintai, tanpa syarat.
