RSS

Mengerti Anak dengan Autisme

beberapa anak terlahir dengan gangguan perkembangan, yang paling terkenal mungkin adalah autis, apa sih autisme itu? bagaimana kita harus berinteraksi dengan mereka? 


Autism adalah gangguan perkembangan  yang signifikan, yang mempengaruhi komunikasi verbal dan nonverbal, interaksi sosial dan performa pembelajaran siswa. Secara umum muncul sebelum anak mencapai usia tiga. Secara tipikikal anak melakukan aktivitas repetitive dan gerakan-gerakan stereotypes, menolak perubahan lingkungan atau perubahan dalam kegiatan sehari-hari dan menunjukkan respon yang tidak biasa terhadap pengalaman sensori. Seorang siswa bisa saja tidak diklasifikasikan sebagai pengidap autis jika performa belajarnya secara negatif dipengaruhi oleh terutama gangguan emosi yang serius.
            Autism adalah betuk yang lebih parah dari grup gangguan yang lebih luas, mengacu pada gangguan perkembangan pervasive (Hyman & Towbin, 2007; Thompson, 2007) DSM-IV-TR, termasuk, sebagai bagian dari gangguan perkembangan pervasive, lima diskrit kondisi yang mereka miliki pada masa kanak-kanak adalah (APA,2000) : gangguan autistic, gangguan Rett, gangguan disintegrative pada masa kanak-kanak, gangguan asperger dan gangguan perkembangan pervasive. Pembelajar biasanya menggunakan istilah autism spectrum disorder.
Mendeskripsikan Karakteristik
Autism mempunyai enam karakteristik pembeda :
1.      Perkembangan Bahasa atypical
2.      Perkembangan sosial atypical
3.      Tingkah laku repetitive
4.      Masalah tingkah laku
5.      Gangguan sensory dan pergerakan, dan
6.      Perbedaan dalam fungsi intelektual

1.      Perkembangan Bahasa atypical
Siswa dengan autism memiliki kemampuan bahasa yang luas, muali dari komunikasi non verbal ke komunikasi yang kompleks.  (Myles et al., 2003; National Research Council, 2001) Mereka biasanya memiliki beberapa keburukan dalam berbahasa.
Lebih dari dua decade yang lalu, para ahli berasumsi bahwa hanya 50 persen dari invidu yang terkena autism akan benar-benar mengembangakn cara bicara yang berguna. (Prizant. 1983) sekarang mereka memperkirakan dari 85 hingga 90 persen anak-anak dengan autismebisa belajar untuk berbicara secara efektif, jika mereka menerima state-of-art-teaching and pendekatan motivasional dan memulai pendidikan mereka sebelum usia 5 tahun (koegel, 2000). Anak-anak dengan autism yang mengembangkan bicara sebelum usia 5 memiliki hasil komunikasi jangka panjang yang menguntungkan. Namun, mereka sering memiliki keterbatasan dalam kemampuan berkomunikasi. Dua tipe gangguan bahasa yang muncul di masa awal anak-anak penderita autism. Yang pertama adalah gangguan yang dikategorisasikan berelasi dengan suara dari pembicaraan dan grammar. Yang lainnya dikategorisasikan oleh gangguan yang berasosiasi dengan komunikasi dan arti dari aspek-aspek dari bahasa. Komunikasi anak-anak dengan autism memerlukan (Landa, 2007) :
-          Fokus hanya pada satu topic
-          Membatasi topik komunikasi lebih sedikit
-          Menggunakan gestures untuk melengkapi kemampuan verbal
-          Membalikkan kata ganti
-          Memalingkan wajah dari pembicara ketimbang menjaga kontak mata
-          Mengulang bahasa orang lain (echolalia)
-          Mengalami kesulitan dalam mau memahami dan mengungkapkan bahasa.

2.      Perkembangan sosial atypical
Tanda lainnya dari anak autism adalah perkembangan sosial atypical- keterlambatan dalam interaksi sosial dan kemampuan sosial. APA memiliki empat kriteria untuk mendiagnosa perkembangan sosial atypical pada penderita autisme :
-          Gangguan tingkah laku non verbal
-          Kurang dalam relasi dengan teman sebaya
-          Kegagalan dalam membagi kesenangan, minat, dan pencapaian dengan orang lain secara spontan.
-          Kurang dalam membalas (tindakan timbal-balik)
Satu penjelasan untuk keterlambatan perkembangan sosial adalah theory of mind. Individu-individu dengan autism tidak mengerti kepercayaan mereka sendiri, keinginan, niat nereka mungkin berbedadari yang lain. Mereka memiliki kesulitan memahami perasaan orang lain, pilihan dan emosi bahkan ketika orang mengatakan secara langsung apa yang mereka rasakan, dan mereka sering tidak mengambil kesimpulan dan mengerti cues sosial dan signal-signal non verbal. Murid dengan autism juga mempunyai kesulitan dalam berempati dengan perasaaan dan emosi orang lain.
Gangguan pada theory of mind siswa sering membuat siswa sulit untuk mengembangkan relasi dengan orang lain. Kamu dapat membantu meningkatkan interaksi sosial dengan menggunakan teknologi untuk mendorong kemampuan sosial dan interaksi sosial mereka.
Siswa dengan sindrom asperger sering memiliki kesulitan dalam berteman, menafsirkan signal sosial, mengerti peraturan tidak tertulis dan tidak takut dalam situasi sosial. Pendekatan berdasarkan kekuatan membangun minat special siswa untuk memotivasi mereka untuk membuat koneksi sosial dan berbicara dengan teman sebaya mereka.

3.      Tingkah laku repetitive
Tingkah laku mengulang gerakan dan verbalisasi. Mencakup juga gerak motorik (menepuk tangan), atensi yang tetap pada satu objek ( cth : baut pada pintu), ketaatan yang ketat pada rutinitas. Tingkah laku ini juga mencakup desakan untuk menjadi sama. Siswa menggunakan tingkah laku repetitive mereka untuk menunjukkan rasa bosan mereka dan level waspada mereka. Jelas, tingkah laku ini bisa menganggu kemampuan mereka untuk belajar dan bergabung dalam satu kerjaan, sekolah dan komunikasi. Secara sederhana, mengurangi tingkah laku repetitive siswa, bagaimanapun juga tidak cukup; meningkatkan komunikasi yang layak dan kemampuan sosial dan aktivitas di waktu luang adalah pendekatan state-of-art-teaching.
Sesuatu yang dapat diprediksi dan terstruktur member rasa aman pada banyak individu dengan autism. Saat prediksi dan struktur mereka diganggu oleh kegiatan seperti liburan sekolah, menginap dirumah teman atau keluarga, perayaan hari-hari besar, perubahan jadwal program televise atau pindah dari satu ruangan kelas ke ruangan lainnya, siswa dapat menjadi sangat cemas. Sebagai tambahan memiliki sesuatu yang tidak semestinya di keseharian mereka berarti sesuatu yang berat untuk beberapa siswa. Kebanyakan dari kita tidak berpikir banyak tentang apakah telpon benar-benar ada diatas meja, apakah kosmetik selalu berada ditempat yang sama di laci kamar mandi, atau apakah pintu terbuka atau tertutup. Namun, pada gangguan seperti ini pola lingkungan tidak signifikan mengganggu banyak siswa dan menghambat kemampuan mereka untuk belajar.
Kamu dapat membatu siswa memprediksi apa yang akan terjadi mengikuti jadwal dan rutinitas dan dengan mengajar mereka strategi untuk menerima perubahan.

4.      Masalah tingkah laku

IDEA mengharuskan pengajar untuk mempertimbangkan penggunaan pembantu tingkah laku positif. Saat siswa diikutsertakan didalam tingkah laku yang menghambat belajar mereka. 4 kategori dari masalah tingkah laku dengan autism, 2 diantaranya  adalah :
-          Self injuries behavior : beberapa individu memiliki tingkah laku menyakiti diri sendiri, seperti membanting kepala, menggigit atau menggaruk. Tingkah laku ini seringkali terus ada hingga dewasa. Individu dengan tingkah laku menyakiti diri sendiri yang berat bisa saja secara permanent menyakiti diri mereka sendiri, terkadang dan biasanya untuk beberapa orang, menyakiti diri sendiri adalah ancaman. Satu dari tingkah laku yang mengancam hidup disebut pica-eating inedible items.
-          Aggression : tingkah laku agresi sama dengan menyakiti diri sendiri, tetapi tingkah laku ditujukan pada orang lain. Tingkah laku agresif bisa menjadi masalah di semua keadaan. Dengan menggunakan positive behavour support, guru memungkinkann siswa untuk belajar lagu-lagu dari tingkah laku yang layak.
Saat siswa sudah belajar tingkah laku alternative  yang layak mereka akan berhenti menggunakan tingkah laku agresif.
Masalah tingkah laku bisa memberikan fungsi komunikasi, memungkinkan siswa untuk medapat sesuatu yang positif, menghindari sesuatu yang kurang menyenangkan, meningkatkan atau menurunkan stimulus sensori, atau mencapai dua tau lebih aturan ini. Memberikan fungsi dari masalah tingkah laku berikan, kamu akan ingin mengajarkan siswamu cara lain untuk mengkomunikasikan ini dan niat lainnya.

5.      Sensory and movement disorder
Anak-anak dan remaja dengan autism dan sindrom asperger sering mengalami gangguan sensori dan pergerakan berhubungan dengan rasa/bau, taktil sensitive, sensitivitas visual/auditory dan level energy. Beberapa memiliki respon kurang  atau berlebihan  terhadap stimulus sensori, walaupun lebih banyak yang memiliki respon berlebihan. Pergerakan juga adalah elemen dari autism. Contoh termasuk gesture abnormal, pergerakan abnormal wajah,kepala, tubuh dan tungkai. Pergerakan mata yang abnormal, gesture dan manner yang diulang dan cara berjalan yang aneh. Kecanggungan motorik dan gangguan  mengenalkan pada individu yang memiliki sindrom asperger.
6.      Perbedaan fungsi intelektual
Autism muncul pada anak dengan berbagai level intelegensi, dari siswa yang berbakat hingga siswa yang diklasifikasikan memiliki keterbelakangan mental. Kira-kiran 65-70persen dari anak-anak dan remaja dengan autism memiliki gangguan intelektual. Individu dengan sindrom asperger, bagaimanapun, cenderung memiliki fungsi intelektual yang lebih tinggi dari individu dengan tipe lain dari  autism. Skor IQ mereka cenderung jatuh di rata-rata dan untuk mengungkapkan keseringan distribusi kesamaan untuk populasi general.

Beberapa orang dengan autism juga menunjukkan savant syndrome yang tidak biasa, dimana mengandung talent yang tidak biasa pada area sperti kalkulasi kalender, kemampuan musikal,kemampuan matematika, mengingat, dan kemampuan mekanik. 

Perspektif Sejarah Penyebab
Ketika autisme pertama kali didiagnosis dan dijelaskan dalam awal 1940-an, orang tua dari anak autis sering dianggap sebagai orang-orang cerdas dari status sosial ekonomi tinggi yang juga "dingin". Pada saat itu, luar biasa, beberapa profesional disebut ibu dari anak autis sebagai "ibu es".
Pada 1970-an, bagaimanapun, peneliti telah menetapkan bahwa autisme disebabkan oleh disfungsi biokimia otak yang terjadi sebelum, selama, atau setelah lahir dan bahwa itu benar-benar diperlukan untuk menyalahkan orang tua. Pada tahun 1977 Perhimpunan Nasional untuk Anak Autis (sekarang tahu sebagai Autism Society of America) menegaskan, "Tidak ada faktor yang dikenal dalam lingkungan psikologis anak telah terbukti menyebabkan autisme." Hari ini orang tua tidak dilihat sebagai penyebab masalah. mereka dianggap sebagai mitra dengan para pendidik, memberikan kontribusi untuk memecahkan masalah anak-anak. Tidak ada yang tahu mengapa Shawn memiliki autisme.
Penyebab biomedis
Institut Nasional Kesehatan mensponsori jaringan internasional penelitian untuk menemukan penyebab autisme dan pengobatan yang paling efektif (Kau, 2006). Namun banyak yang sudah dikenal. Studi kembar mengungkapkan etiologi genetik yang kuat untuk autisme (Hyman & Towbin 2007, Pickles et al., 2000). Memang, saudara dari anak autis adalah 10 kali lebih mungkin untuk memiliki autisme dibandingkan dengan anak yang tidak memiliki saudara autisme  (Chakrabarti & Fombonne, 2001). Ada juga tampaknya menjadi hubungan antara peran bahwa vaksin campak, gondok, dan rubella dapat berperan, penelitian saat ini belum didokumentasikan sebab-akibat (Afzal et al, 2006;. Archen, Bhasin, Braun, & Yeargin-Allsopp, 2007; Demicheli, Jefferson, Rivetti, & Price, 2005). Para peneliti kini juga menyelidiki struktur dan fungsi otak pada individu dengan autisme. Beberapa berteori bahwa penyimpangan ukuran otak disebabkan oleh pertumbuhan berlebih otak awal diikuti oleh pertumbuhan yang lambat sehingga ukuran kepala berada dalam kisaran normal dengan masa kanak-kanak tengah (Redcay & Courchesne, 2005). Peneliti lain fokus pada bagaimana neuron berkomunikasi satu sama lain (neurotransmitter berfungsi) (Scott & Deneris, 2005;. Williams et al, 2005). Satu-satunya zat lingkungan yang telah didokumentasikan untuk menghasilkan prevalensi yang lebih tinggi dari autisme adalah beberapa obat yang wanita hamil mungkin diimakan pada awal kehamilan mereka (Hyman & Towbim, 2007). Meskipun ada spekulasi bahwa paparan berbagai bahan kimia dapat menyebabkan autisme, penelitian belum menunjukkan menjadi kasus (Hyman & Towbim, 2007).
beberapa anak terlahir istimewa, maka cara memperlakukan mereka juga haruslah istimewa, yang perlu diperhatikan dari berkomunikasi dengan anak autis adalah, jangan memberi mereka perintah yang berulang,mereka juga mempunyai bagian-bagian sensitif yang tidak mau untuk disentuh. mereka mempunyai dunia mereka sendiri, biarkan mereka bermain, tetapi tetap dijaga. 

they just need to be understood, love your autism friends!

0 comments:

Post a Comment